Jakarta, Efek salah makan waktu sarapan tidak hanya
muncul jangka pendek, tetapi juga dalam beberapa tahun ke depan. Sarapan
dengan makanan berlemak misalnya, bagi tubuh ancamannya bagaikan bom
waktu yang setiap saat bisa 'meledakkan' jantung. ih sereeem!!
Berbagai penelitian selama ini membuktikan bahwa makanan berlemak bisa meningkatkan risiko atheroschlerosis atau penyempitan pembuluh darah arteri. Efek ini tidak muncul tiba-tiba, melainkan bertahap dan baru terasa dampaknya dalam beberapa tahun.
Meski demikian, perkembangan proses penyepitan pembuluh darah tersebut bisa diamati sejak 2 jam setelah mengonsumsi makanan berlemak. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian terbaru di University of Montreal, yang menunjukkan bahwa arteri bisa rusak hanya dengan sekali makan junk food.
Secara terpisah, Dr Todd Anderson dari University of Calgary juga melakukan penelitian dengan hasil yang hampir serupa. Sarapan dengan makanan berlemak dalam penelitian tersebut juga berdampak secara langsung ke pembuluh darah, yang lama kelamaan bisa membahayakan jantung.
Dr Todd mendasarkan kesimpulannya tersebut berdasarkan pengamatan VTI atau Velocity Time Integral yang menunjukkan banyaknya aliran darah di tangan. Makin tinggi nilainya, berarti makin banyak darah yang mengalir dan itu berarti pembuluh darahnya cukup elastis untuk berdilatasi atau merenggang.
Eksperimen pada sejumlah relawan menunjukkan bahwa sarapan sandwich yang mengandung 900 kalori dan 50 gram lemak bisa menurunkan nilai VTI sebesar 15-20 persen. Itu berarti aliran darahnya makin sedikit, yang artinya mulai ada penumpukan lemak yang membuat pembuluh darah susah melebar.
"Saya tidak akan mengatakan tidak boleh makan sandwich. Tapi cukup seperti itu saja Anda bisa melihat bagaimana tubuh membentuk timbunan lemak di dinding arteri," kata Dr Anderson yang juga merupakan peneliti dari Heart and Stroke Foundation, seperti dikutip dari Daily Mail, Jumat (2/11/2012).
Penggunaan lemak yang berlebihan
Lemak yang
ditambahkan untuk membuat makanan terlihat segar dan menggugah selera.
Sama seperti garam, biasanya konsumen tidak akan menyadari kalau
makanan yang disantapnya mengandung banyak lemak. Karena umumnya tidak
terasa berminyak atau licin saat di mulut, banyak orang tidak sadar
kalau mungkin telah banyak lemak yang dimakannya.
Umumnya, ‘lemak
tersembunyi’ ini terasa lembut di mulut. Pernahkah Anda merasakan ikan
panggang yang terasa sangat empuk dan juicy di restoran, tapi ketika
coba memasak sendiri di rumah, teksturnya lebih kering? Mungkin karena
tambahan lemak di dalamnya.
mengacu pada uraian diatas, bukan berarti Anda tidak boleh sama sekali menikmati makanan lezat di restoran. Hanya saja, jangan buat acara makan di luar ini menjadi semacam kebiasaan, apalagi dilakukan dalam frekuensi yang sering.
Cobalah batasi kebiasaan Anda untuk makan di luar rumah,
misalnya cukup dua kali seminggu. Usahakan selalu sempatkan memasak
makanan sendiri di rumah karena kontrol masakan ada pada Anda.
Selain itu, masakan rumah lebih aman dari lemak, garam atau gula berlebih selama Anda mengikuti panduan masak sehat yang benar.
sumber: inilah.com dan detik.com
No comments:
Post a Comment