Tuesday, January 2, 2018

TujuhBelas-DelapanBelas

Masih asing menyebut duaribu delapan belas,  seperti kemarin kita pernah merasa asing menyebut DuaRibuTuhuhBelas, yg sekarang kalendernya udah ga kepake, dan udah berganti..



Blog ini memang beberapa yg saya tulis lebih pd konsumsi pribadi,  artinya isinya bukan sesuatu yg penting dan mungkin juga ga bermanfaat bagi yg mampir utk baca, tp saya ttp akan menulis,  karena sy baru ngeh bahwa di 2016, sy tidak menulis apapun,  sy melupakan blog ini..

Hari ini tanggal 2 januari 2018, masih nuansa awal tahun. Beberapa orang masih salah2 saat menyebut duaribulapanbelas, dibilangnya belum move on. Sy bukan yg pro pd penikmat ritual pergantian malam tahun baru,  dan sy juga bukan yg kontra dg kedatangan 2018. Mereka cuma waktu yg bergelinding, detik yg berjalan terus menerus, menunjukkan ketaatan pd pemiliknya.  Sama seperti matahari yg belum kehabisan bahan bakar utk bersinar,  juga sama kaya bumi yg masih kuat menopang berat beban benda di atasnya. Diantara bendanya malah ada yg congkak. Bumi memang betul2 hebat.

Dua ribu tujuh belas,
Kita boleh menangis saat mengingat kejadian menyedihkan,  juga boleh senyum2 saat ingat kejadian lucu dan menyenangkan..
Begitulah memang waktu,  yadkhul wa yakhruj,  masuk dan keluar..
Saat senang masuk,  itulah rasa sedih sedang pergi.  Pun begitu juga saat menyakitkan datang,  rasa senang sedang hilang entah jauh sekali.

Dua ribu tujuh belas,
Saya betul2 menangis saat mendengar kabar keponakan saya,  anak laki2 satu2nya dr kaka perempuan saya, harus berhenti hidup dan tak bernapas lagi. Saya begitu optimis,  laki2 kecil umur 15 tahun yg kau izinkan dia melewati sakit 2 tahun, akan sembuh dann menjadi orang besar di masa depan.  Tapi harapan pendek saya salah.
Kau ambil setelah dia menunjukkan seolah2 akan sehat dari sakitnya.

13 agustus 2017, Muhammad Dimiyati.  Kau rapikan dia menyusul bapaknya, Kau beri tempat yg lebih baik,  dan betul2 hilang rasa sakit untuk selama-lamanya..


Dua ribu tujuh belas,
Sy bukanlah kaka yg baik,  sayalah kaka yg kurang mengekspresikan rasa sayang pada adik perempuannya.
Membiarkan kau pergi berjalan kaki ke tempat ngajar,  bolak Balik kepasar dan berbelanja sekaligus bayar listrik,  juga tanpa ngeluh membantu ibu di rumah. Kau adalah adik hebat yg bersaudarakan kaka yg cuek..bodohnya saya,  tidak mampu melihat gelagat sakit yg kau derita.  Sampai saat sy tersadar bahwa kau sakit.

4 november 2017. Syfa Fauziah,  adikku yg sampai sekarang seolah masih tidur di sampingku,  perpegangan erat saat di bonceng,  tetap senyum saat saya omeli berantakan bajunya,  sekarang,  Kau juga merapikannya cepat sekali.
Di waktu2 menjelang akhir,  suatu hal menyenangkan bisa menebus waktu yg kemarin sy sia2kan. (Walopun tentu tidak akan tertebus). Mendampingimu menahan sakit ditusuk sana sini dg banyak jarum suntik,  mendampingimu berpeluh saat harus menelan banyak sekali obat,  membelikan apapun yg kamu mau,  sampai saatnya syfa ga sadar dan makin lama nafas makin berat. Dan sy menyaksikan gimana nafas terakhir itu benar2 lembut dan berhenti. Saya menangis sejadi-jadinya,  memeluk tubuh yg ada didekat saya,  perih sekali,  sungguh sy berharap ini sebuah kekeliruan.
Di usia saat ini,  sy baru betul2 memahami apa itu kematian,  dan gimana rasanya kehilangan. Itu dekat sekali.



 Syfa dan ibu
Syfa saat liburan idul Fitri 2017

Idul Fitri 2017

Idul adha 2017

Memahami bahwa semua orang juga pasti akan pulang,  termasuk saya.  Sedikit membantu sy mengalihkan kesedihan.  Karena sebenernya yg menyedihkan adalah saya,  dan kalian2 yg juga masih hidup.  Bagaimana perjalanan dan akhir dr hidup kita.
Syfa,  teteh melihatmu pulang dengan cara yg lembut.. kau pasti menunggu kami dengan senyum disana,  besok lusa, insyaallah kita pasti berkumpul.


Dua ribu tujuh belas,
Saat keluarga saya masih cukup lengkap,  sahur,  berbuka puasa bersama,  hingga lewat Ramadhan,  kebiasaan kita sarapan dan makan bersama adalah hal kecil yang mahal.
Sampai saya dapat kesempatan terbang ke tanah paling barat Indonesia. Keluarga kami sangat kompak dan mendukung saya, Aceh.  Kau izin kan aku menikmati udara di sana selama 10 hari,  menimba IMU,  mencari pengalaman, dan nuansa pertemanan yg baru.
Perkemahan Ilmiah Remaja Nasional (PIRN) LIPI.  Mungkin aku tidak pernah menyebut tanah Aceh dalam doa utk di kunjungi,  tapi Allah baik sekali,  memeberikan lebih dr apa yg kita pinta.
Berteman dengan pra peneliti rendah hati,  tak segan berbagi ilmu,  bu Diana Bandung yg menunggu sidang disertasinya,  bu Dian Bekasi yg briliant, bu Dyah Malang yg eksis dan populis,  mba El jogja yg istikomah dan penyabar,  Pal Aris yg mungkin kalau saya ambil kesempatan di Gorontalo,  kita akan jadi teman belajar dan bersaing,  dan pa didin yg begitulah..
9-16 juli,  Pertemanan lintas generasi,  lintas bidang ilmu,  lintas budaya,  dan lintas agama ini adalah kesan baik dan manis yg sy terima di tahun (kemarin)  2017. Segala puji hanya bagi Allah,  Alhamdulillah..














Dua ribu tujuh belas,
Juga di beri kesempatan di Ramadhan utk ikut pelatihan dengan (lagi-lagi)  orang keren,  para sampel peneliti di Madrasah se-indonesia.
Juga bersama guru dr seorang peneliti kecil Indonesia penemu listrik dari pohon kedondong.
2 hari yg singkat,  menambah saudara dg teman kamar, guru baik hati dari Bali,  mba Marsuci. Awal bulan Mei di tahun 2017.










Dua ribu tujuh belas,
Kami berjuang semampunya utk membangun mimpi dan mewujudkannya melalui kompetisi Sains Madrasah,  Lomba karya tulis ilmiah,  Asah terampil kimia dan open lab.
Alhamdulillah,  menerima persembahan juara 2 se provinsi Banten utk KSM kimia atas nama mahdi. Terimakasih Allah,  kau mewujudkan target-target kami,  Kau mengasihi kami,  Alhamdulillah...



Dua ribu tujuh belas,
Saya bukan penggemar kejutan.  Dan tak enak juga dilupakan,  sampai akhirnya,  kita di hargai di tempat yg kadang2 kita kurang peduli..
Terimakasih teman2 kirabun,  pembelajar sederhana,  tp menjalani hidup dg hal2 penuh warna. Januari 2017


Dua ribu tujuh belas,
Menangislah utk hal2 yg menurut kita menyedihkan,  kemudian kita meras lega karenanya..
Dan tersenyumlah utk hal2 yg menyenangkan,  dan kita mensyukurinya..

Alat teropong rakitan yg dibuat dr bahan2 sisa.  Bisa neropong dg perbesaran 49x.  Kawah di bulan bisa terlihat. 

Pemberian cinderamata dari kelas xii ipa 5

Open lab upi bandung

Persiapan tampil marawis 

Bimbingan olimpiade di waduk kronjo


Sekarang,
Kita akan melewati masa yg akan datang,  berjalan dg waktu yg ttp berjalan,
Mari kita bermpimpi lagi dan mewujudkannya,  merenung dan berbenah,  bersyukur dan beristighfar,
Selamat datang 2018. Entah kita akan sampai atau tidak pada penghujungmya.  Yg jelas mari kita hidup saat ini menarik napas dalam2 sambil berpikir tentang kasih dn sayang Allah,  lalu kita menghembuskan nya pelan2.. Berharap semuanya baik2 saja,  membahagiakan,  pun kalao kita akan melewati hal berat,  semoga Engkau ringankan..

Welcome sang wktu,  semoga kami tidak merugi dengan menyiakanmu..

Tegal kunir,  2 januari 2018.
Nai dan sembako yg ada di warung.