“Ia Adalah Azimat Bermakna”
Bismillahirohmanirrahim,,, dengan menyebut nama Allah.
Bukanlah perkara yang remeh. Seringnya ia diucapkan semoga tidak melunturkan
maknanya yang amat agung.
saya senang sekali mendengar wejangan dari Ust.Ahmad shadiq (beliau dosen akhlaq tasawuf), saya
berupaya merekam nasihat beliau di setiap kesempatan beliau jadi pengisi dalam
sebuah acara. Saya liat, kata-kata yang keluar dari mulutnya sudah dianugerahi
Allah keindahan makna, penuh nasihat. Subhanallah,semoga lisan ini juga tetap
terjaga.
“biasanya, sesuatu yang terulang, itu
kemudian hampa dan kita kehilangan makna,
Nah itu bahaya.” Ujar beliau, mengutip kalimat beiduzzaman Said Nursi.
“bismillah” jelas beliau waktu ada acra bedah bukunya Beiduzzaman Said Nursi,
“adalah kalimat yang sering diucapkan, tetapi karena keseringannya, banyak
orang yang menganggap ini jadi biasa-biasa saja. Padahal, dengan bismillah binatang menjadi
halal atas izin allah, binatang ini miliknya allah, kita tidak bisa mencabut
kehidupan daripada binatang, kecuali atas nama Allah. Maka bismillah itu
menghalalkan atas nama Allah.
Perempuan itu harom, kecuali setelah kamu akad,
atas nama Allah. Jadi bismillah ini yang dapat menembus, yang mampu mengaitkan
ruhani kita sebagai yang biasa menjadi luar biasa. Bismillah ini yang
menjadikan kita tidak ada apa-apanya mnjadi sesuatu yang amat berharga.
Bismillah ini yang membuat kita dipandang menjadi terpandang dari seluruh
makhluq. Bismillah ini yang membuat anda jadi bernilai dimata seluruh agama.
Karena itu bismillah amat sangat besar.
Atas nama Allah, akar yang begitu halus
dapat menembus bebatuan dan menemukan air. Karena Atas nama Allah, tumbuhan
yang tumbuh di padang pasir, di tengah panas yang terik ia bisa hidup. Apakah
ini tidak seperti kisah nabi ibrahim, yang merasa dingin ketika berada dalam
tumpukan kayu bakar yang menyala?. Betapa orang yang menggunakan atas nama
Allah itu, ia akan menjadi mulia disisi Allah”.
***
“Bismillah,” begitu juga menurut Mario teguh yang saya ga sengaja nge-klik metro tv, saya
merangkum kalimatnya:
“kalau ada orang bicara atas nama kepala
desa, atas nama bapak/ibu camat, atau atas nama bapak/ibu bupati atau gubernur,
bahkan atas nama presiden. Maka terasa besar bukan? Terasa wuih… ini dari
atasan langsung bozz..
Nah apalagi kalo pake “atas nama Allah”, apalagi kalo pake “atas nama Allah”, apalagi kalo pake “atas nama Allah”.
Betullah memang, bahwa bismillah bukanlah sekedar kalimat
yang biasa. Sekali lagi bukan kalimat biasa.
Ia azimat yang bermakna.
Oya, Maksud dari kalimat “seringnya bismillah
dibacakan-sehingga menjadi seolah kehilangan makna” diatas, adalah bukan-enggak
boleh sering-sering kita baca bismillah. Karena ada yang bilang “lha.. bagus
dong sering-sering dibaca kan?”. iya itu
betul sekali, tapi hal ini membahas pemaknaan, membahas kualitas bukan
kuantitas. Lebih baik bukan?, jika kita sering-sering mengucapkannya dan juga
memberi pemaknaan yang dalam ketika kalimat itu terucapkan. Bismillah, atas
nama Allah.. (mudah-mudah susunan kata yang saya sampaikan ga belibet, bisa difahami :)
**
Bahkan penjabaran rinci tertuliskan
indah di Kitab ‘Amil, ialah
kitab alat dasar- didalamnya membahas I’rob kalimat. Yang menjabarkan per-huruf. Bismillah, pada huruf “ba” biasanya/seharusnya
tertulis lebih tinggi daripada “ba” pada umumnya.
***
Bismillah..,
saya juga kadang hilaf untuk memberikan pemaknaan
mendalam kepadanya. Oleh karena itu, amat berharap dari tulisan ini, bisa
menjadi penyadar-pengingat-penguat.
Menyadari; bahwa banyak sekali perkara yang kita
lalai dan lupa (tempatnya manusia, yaitu aku, kamu. kita).
Mengingatkan; karena seringnya kita lalai, maka
butuhnya kita pada alarm-alarm kehidupan, agar kita membuka mata-membuka
pikiran-membuka hati. Dan Kita-lah alarm kehidupan itu, untuk diri sendiri dan
untuk saudara-saudari sesamping.
Menguatkan; tidak sedikit pula dari mereka,
sesamping kita, yang ibadahnya jauh lebih maksimal dibanding kita. Ooh..
tidakkah Kedekatan mereka pada Rabb-nya membuat kita cemburu??.
Biarlah begitu,. karenanya kita dipacu.. karenanya kita juga
berusaha bersaing.. karenanya kita juga semangat ber-Fastabiqul-Khoirotc. Penguatan itu.. memang
membangkitkan. Terimakasih sahabat terkasih.. kelak, disaat kita benar-benar
berjauhan. Akhlaq kalian adalah yang menyatukan kita dalam bingkai saling meneladani.
Bismillah, Atas nama Allah.. Bismillah, Atas nama Allah.. Bismillah, Atas nama Allah..
Izinkan kelembutan
itu bersarang di lisan kami, ridhoi di jalan-jalan pikiran kami, serta
anugerahkan agar tertancap di hati-hati kami…
Naihai 180913.850
subhanallah..qt bersatu atas nama Allah pula bukan..?
ReplyDeletebetul sekali meng amus ku.. :D
ReplyDelete