Monday, May 20, 2013

selemah lemah iman...






Innalillah..
Lagi-lagi tetap pada posisi selemah lemah iman. Ketika kemunkaran, apapaun itu jenisnya melambai-lambai dihadapan mata. Dilihat gratis oleh puluhan pasang mata warga desa. Astaghfirullah astaghfirullah astaghfirullah...
Tetap pada posisi keimanan terendah, yang tidak mampu mencegah apalagi menghentikan dengan tangan dan ucapan. Hanya doa dan rasa “ngenes” dalam hati. Astaghfirullah...

Malam minggu: Disuatu perkampungan, yangmungkin 50%lebih penduduknya berwatak kolot, belum menganggap Allah, agama dan pendidikan adalah suatu keutamaan..

Ketika hiburan suatu pernikahan salah seorang warga menampilkan team qosidah sebutlah team “x”.  Lagu dan tampilannya yaa memang sesuai dengan sebutan team qosidah. Tamu-tamu mulai meramai, ketika tabuh mulai gaduh, upss.. tidak, ternyata bukan tabuh lagi, Kini zaman makin maju. Ga pakai lagi tuh rebana yang ditabuh-tabuh,  yang bikin pegel. Kini, ya pakai alat yang sedikit lebih maju “keyboard/orgen/apalah namanya..” ya orgen yang bisa juga dipakai team-team dangdut musiman di desa kami.
Akhirnya pada puncak.. Malam tiba, penampilan lebih memanas ketika datang lagi 2 wanita cantik. hmm.. cantik (dengan makna yang umum dan biasa). Cantik buat mereka yang tidak bisa menahan pandangannya. Innalillah..
2 wanita tersebut tetap berbusana ala qasidah. Tapi... ada tapinya nih, “sedikit panas”. Entah saya sendiri bingung menjelaskan makna “sedikit panas” tersebut. Pukul 21.00 mulailah lagu-lagunya meninggalkan background qosidah, waktu berjalan terus.. mulailah sedikit liukan gerak tubuhnya ditampilkan, makin kesana sudah nampak dengan jelas itu bergoyang namanya. Bergoyang dengan busana qosidah, tapi bukan membawakan lagu qosidah, (tapi lagi nih) tapi mereka menyebut ini panggung qosidah. Hadeeewh..
Innalillah, semakin parah ketika pandangan penonton makin terfokus, lagu dan gerakan terus seperti itu, dan.. dan yang bisa dikatakan menjijikan ketika mempersilakan penonton ikut naik ke panggung lho... Siapa? Untuk apa?
Siapa lagi kalau bukan para tamu laki-laki yang iseng... dan you tau ga mau ngapain mereka?? Betul.. untuk . . untuk ikut bergoyang dengan gaya yang umum (sama-sama menjijikan). ditangan laki-laki mengepalkan uang kertas, melambaikan uang murahan itu di hadapan penyanyi. Murah., murah.. kenapa semurah itu?? L
Kenapa semurah itu? Mereka tega.. tega menjatuhkan martabat mereka, tega membiarkan banyak pasang mata bertanggung jawab atas dosa karena menikmati apa yang  disaksikannya, tega dengan sengaja atau tidak mereka menggolongkan suami mereka dalam DAYUS, tega.. sangat tega ketika anak-anak yang kepalanya masih jernih juga dibiarkan menyaksikannya, tega.. tega.. tega MENJATUHKAN SENI ISLAM..
Lho kalo gitu saya liat dong??
Lha.. ga liat gimana, wong persis disamping rumah, jaraknya paling Cuma 10-15meteran, gaduhnya luarbiasa bikin riweuh..
Beruntungnya adikku tidur lebih awal(berusaha tidur awal, lebih tepatnya), alhamdulillah sudah tertanam dalam hatinya yang masih bocah itu, rasa risih pada hal yang dimaksud diatas. Kasian bungsuku, adik paling cakep, mudah-mudah cakep akhlaqnya, dia harapan keluarga, semoga menjadi aset penerus sesepuh kakek. *Aamin.. padahal bungsuku punya waktu libur bulanan (jatah libur pesantren) Cuma 1 malam bersama kami,dia sekolah yang lumayan jauh dari rumah butuh waktu 2-3 jam dari rumah. liburannya kurang sempurna karena acara hiburan “qasidah” berjalan sampai jam 22.30. gaduhnya sepanjang hari sampai malam. Waktu bercengkrama kita dicuri oleh acara itu..
Sebenarnya, ketika ditelaah lagi tentang masalah ini, tentang siapa yang salah, tentang siapa yang harus bertanggung jawab, tentang siapa sih sebenarnya yang harus sadar.. memang rumit, karena  pasti ada alasan yang saling memiliki implikasi. Coba dech  pikirkan, Siapa yang mau melakukan hal ini jika semuanya berkecukupan, ya..cukup iman cukup materi.
Saat itu, Dalam hati kecil mereka pastilah terbesit lebih memilih kumpul bersama suami dan putra-putri mereka daripada bergoyang dipanggung dengan suami orang. Menjijikan, pasti batin mereka juga menolak.
Tapi... Dari mana mereka mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan keluarga, honor suami yang sangat pas-pasan.. yang mereka lakukan, mungkin untuk sedikit membuat senang keluarga dengan menu makanan baru yang lebih enak, untuk melihat senyum putra-putri mereka karena uang jajan sekolah esok, untuk banyak kebutuhan yang meraka tanggung, untuk masalah yang tak tampak oleh mata kita..
Siapa yang tahu kedalaman hati seorang ibu tentang kasih sayang dan tanggunng jawab pada keluarganya???
Dimana peran saya? Dimana peran kita?

Astaghfirullah.. astaghfirullah.. astagfirullah..
Rabb lindungi keluarga kami, ibu, ayah, adek, kakak, kakek, nenek,  lindungi tetanga-tetangga kami, lindungi sahabat-sahabat kami, lindungi kami semua Rabb. Jangan biarkan kami semua buta tanpa penunjuknMu yang menerangkannya.. satukan kami dalam barisan orang-orang yang mencintai-Mu. Mudahkan perkara-perkara umat muslim, izinkan rasa “nyaman” dekat denganMu itu tertancap langsung+langgeng dalam hati-hati kami..
*Aaaamiin..

Tulisan ini ga ada maksud mengangkat dan menjatuhkan siapapun,
Tulisan ini mungkin bisa bermanfaat, entah dari sisi mana.. yang jelas, saya ingin diingatkan dan dikuatkan dalam setiap tindakan yang diambil.
Bukankah...
 sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian..
Kecuali orang-orang yang mengerjakan amal soleh dan nasihat-menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran???

Naihai* 241112

3 comments:

  1. Innalillahi, dosa yang terinvestasi.. Dan kita kaum muslimin yang berkewajiban untuk amar ma'ruf nahi munkar tak bisa berbuat banyak jika dihadapkan pada fakta yang begitu miris, dan akhirnya hanya "membenci" kemunkaran dalam hati..
    Mungkin bisa dibaca buku ini, hanya berformat pdf tapi insyaAllah bermakna dunia akhirat :) silahkan dibuka lamannya yaaa, teh Aan :)
    http://kalamgoettingen.files.wordpress.com/2013/03/dosa-investasi-dwi-condro-pdf-buku.pdf

    ReplyDelete
  2. syukran jiddan ya ninis kawan aliyahku yang kurindukan... disini, nama saya naihai hehe..

    belajar bermanfaat.. mulai dari yang kecil-kecil, lingkup kampung, rangkul ade2 yang masih polos..

    dan untuk kita, saling mengingatkan dan menguatkan.

    ReplyDelete